Kolokium Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Posts Tagged ‘kepuasan’

Motivasi, Pola, dan Kepuasan Dalam Menonton Televisi Lokal Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Kasus di RT 03 RW 05, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau)

Posted by kolokium kpm ipb pada 1 Mei 2009

MAKALAH KOLOKIUM

Nama Pemrasaran/NRP : Metri Novarinda Asmar/I34050030

Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pembahas : Nur Ahmad Azizul Furqon/I34051448

Dosen Pembimbing/NIP : Dr.Ir. Djuara P. Lubis, MS/131 476 600

Judul Rencana Penelitian : Motivasi, Pola, dan Kepuasan Dalam Menonton Televisi Lokal Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Kasus di RT 03 RW 05, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau)

Tanggal dan Waktu : 27 April 2009, 11.00-12.00 WIB

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan globalisasi yang menuntut kecepatan informasi, dibutuhkan kehadiran berbagai media informasi di tengah-tengah masyarakat. Berbagai informasi tentang daerah yang tidak terekspose oleh media nasional mendasari kehadiran media televisi lokal di berbagai daerah. Kehadiran televisi lokal menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang lebih menitikberatkan pada partisipasi dan kontrol masyarakat serta pemberdayaan institusi lokal (Oktaviarini, 2006). Menurut data Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), saat ini televisi lokal yang sudah menjadi anggota ATVLI telah memiliki anggota sebanyak 29 stasiun televisi lokal.

Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, musik dan hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan masyarakat untuk dapat memilih program acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Program acara bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat mayarakat menonton televisi lokal (Rachmiati, 2007). Program acara yang disajikan televisi lokal ini harus bersaing dengan program-program acara lainnya di televisi swasta. Hasil riset AGB Nielsen Media Research di 10 kota besar pada tahun 2007 menunjukkan perolehan pemirsa televisi lokal menurun selama semeter pertama tahun 2007 dibandingkan periode yang sama tahun 2006 dari 2,7% menurun menjadi 2,4% di bandingkan dengan televisi nasional (www.agbnielsen.co.id).

Berdasarkan hasil riset tersebut, dapat dilihat masih rendahnya minat masyarakat untuk menonton acara siaran televisi lokal. Hal ini berkaitan erat dengan pola perilaku penggunaan televisi di masyarakat. Beragam pilihan acara-acara yang ditawarkan stasiun televisi lokal memungkinkan khalayak untuk berkesempatan memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa khalayak akan menonton suatu program acara karena didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi dan pola penggunaan televisi tersebut dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana motivasi masyarakat untuk menonton televisi lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

2. Bagaimana pola menonton televisi lokal pada masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

3. Bagaimana kepuasan masyarakat terhadap acara siaran televisi lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui motivasi masyarakat untuk menonton televisi lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Mengidentifikasi pola menonton televisi lokal pada masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Mengidentifikasi kepuasan masyarakat terhadap acara siaran televisi lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan media televisi lokal .

2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media televisi lokal.

3. Bagi pihak media televisi lokal, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk membuat program-program yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat setempat.

II. PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pendekatan : The Uses and Gratification

Pendekatan Uses and Gratification mulai berkembang pada awal dasawarsa 1940 (Gonzalez, 1987). McQuail (1987) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam hal ini adalah: 1) alokasi waktu pada media yang berbeda, 2) hubungan penggunaan media dan penggunaan waktu untuk kegiatan lain, 3) hubungan penggunaan media dan penyesuaian diri dan hubungan sosial, 4) fungsi media yang berbeda atau tipe isi, 5) berbagai alasan penggunaan media massa.

Rakhmat (2001) menjelaskan bahwa pendekatan yang menganggap khalayak dianggap aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya dikenal dengan pendekatan Uses and Gratification (penggunaan dan pemuasan). Menurut pendekatan Uses and Gratification, seseorang menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Jeffres yang dikutip oleh Budyatna (1994) mengemukakan bahwa pendekatan ini ingin menelaah fungsi media dari sudut pandang khalayak yaitu penggunaan media yang berkaitan dengan perilaku media khalayak serta gratifikasi atau kepuasan yang diperoleh dari penggunaan media tersebut. Tradisi Uses and Gratification menempatkan khalayak sebagai titik fokus atau pusat penelitian.

McQuail dan Windahl (1993) menjelaskan bahwa yang paling penting dari teori gratifikasi penggunaan media adalah ide bahwa media menawarkan “imbalan” yang bisa diharapkan (dapat diprediksi) oleh anggota khalayak, dengan dasar pengalaman di masa lalu dengan media. Mereka juga melihat bahwa ide ini menyediakan cara untuk menjelaskan perilaku penggunaan media massa.

Lommeti seperti yang dikutip oleh Jalal (1995) mendefinisikan gratification sought sebagai kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang bila ia menggunakan media massa tertentu. Blumler seperti yang dikutip oleh Jalal (1995) juga menambahkan bahwa dalam membayangkan kepuasan yang diperoleh, seseorang berpegang pada prinsip utility (manfaat), interpersonality (penggunaa diarahkan pada motif), selectivity (cerminan kepentingan), dan imperviousness to influence (‘kebal’ pengaruh lain). Hal ini berbeda degan definisi gratification obtained menurut Lommeti, yaitu adalah kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media. Konsep gratification sought dan gratification obtained ini berguna untuk mengetahui apa saja yang didapat dari penggunaan media massa dibandingkan dengan apa yang diharapkan.

2.1.2 Motivasi Khalayak

Motivasi berasal dari dua kata yaitu motif dan aksi (action). Motif berarti dorongan dan aksi berarti usaha. Sehingga motovasi berarti usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan (Padmowiharjo, 1994). Secara lebih rinci Ahmadi yang dikutip oleh Komala (1996) mendefinisikan motif sebagai sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau yang membangkitkan sehingga individu tersebut dapat melakukan sesuatu. Selanjutnya motif akan berubah menjadi motivasi bagi individu yang bersangkutan melalui proses.

Motivasi sebagai proses psikologis yang diakibatkan faktor dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Berdasarkan hasil penelitian Juariyah (1994), faktor faktor intrinsik antara lain adalah usia, lama tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita, tingat keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan secara tingkat pengetahuan, dan pengalaman terhadap acara televisi. Menurut Untoro (1994) faktor ekstrinsik misalnya tersedianya informasi acara dapat mempengaruhi motivasi seseorang menonton acara televisi. Rakhmat (2001) menambahkan bahwa faktor yang turut menentukan pilihan acara televisi yang ditonton adalah peranan pengambilan keputusan.

McQuail (1987) merumuskan motif serta motivasi dalam menggunakan media massa, yaitu:

1. Informasi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Identitas pribadi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membantu menjalankan peran sosial.

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Hiburan

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks.

2.1.3 Media Televisi Lokal dan Perkembangannya

Media massa lokal adalah media massa yang isi kandungan beritanya mengacu dan menyesuaikan diri pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat dimana media massa tersebut dikelola. Menurut Depdikbud RI seperti yang dikutip oleh Zakbah (1997), media massa lokal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Media massa itu dikelola oleh organisasi yang berasal dari masyarakat setempat.

2. Isi media massa lokal mengacu dan menyesuaikan diri kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat.

3. Isi media massa sangat mementingkan berita-berita tentang berbagai peristiwa, kejadian, masalah, dan personalia atau tokoh-tokoh pelaku masyarakat setempat.

4. Masyarakat media massa lokal terbatas pada masyarakat yang sewilayah dengan tempat kedudukan media massa itu.

5. Masyarakat lokal umumnya kurang bervariasi dalam struktur ataupun diferensiasi sosial bila dibandingkan dengan masyarakat media massa nasional.

Stasiun televisi lokal adalah stasiun televisi yang jangkauannya hanya meliputi wilayah tertentu saja. Menurut data Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), saat ini televisi lokal yang sudah menjadi anggota ATVLI telah memiliki anggota sebanyak 29 stasiun televisi lokal. Stasiun-stasiun televisi swasta lokal tersebut adalah: Riau TV, Batam TV, Sri JunjunganTV-Bengkalis, JAKTV-Jakarta, Jogja TV, TV Borobudur-Semarang, JTV-Surabaya, Bali TV, Lombok TV, Publik Khatulistiwa TV-Bontang, Gorontalo TV, Makassar TV, Terang Abadi TV-Surakarta, Bandung TV, O’ Channel-Jakarta, Space Toon TV Anak-Jakarta, Cahaya TV-Banten, Megaswara TV-Bogor, Cakra TV-Semarang, Cakra Buana Channel-Depok, Pal TV-Palembang, Kendari TV, Tarakan TV, Manajemen Qolbu TV-Bandung, Ratih TV-Kebumen, Ambon TV, Sriwijaya TV-Palembang, Aceh TV dan Padjadjaran TV-Bandung.

2.2 Kerangka Pemikiran

Motivasi menonton program televisi lokal diduga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu (intrinsik) dan faktor yang datang dari luar diri individu (ekstrinsik). Variabel faktor intrinsik yang diduga berpengaruh terdiri atas beberapa variabel, yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan etnis. Sedangkan faktor ekstrinsik yang diduga berpengaruh yaitu adanya informasi acara dan pola pengambilan keputusan. Pola pengambilan keputusan dalam memilih acara televisi yang akan ditonton menurut Rogers seperti yang dikutip oleh Camelia (2003) terbagi menjadi: a) pola pengambilan otoritas, b) pola pengambilan individual, yang dibagi menjadi pola pengambilan keputusan opsional dan pola pengambilan koletif, dan c) pola pengambilan kontingensi.

Setiap individu memiliki perilaku tertentu dalam menggunakan media massa. Perilaku menonton televisi adalah suatu tindakan menonton televisi karena adanya dorongan dalam diri seseorang untuk menonton televisi. Dorongan ini dapat dikatakan sebagai motif. Menurut Defleur (1983), ada 3 hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat perilaku penggunaan televisi, yaitu: 1) total waktu rata-rata yang digunakan untuk menonton televisi dalam sehari, 2) pilihan acara yang ditonton dalam sehari, 3) frekuensi menonton acara tertentu. Berbagai pola penggunaan televisi tersebut dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi.

i34050030-a

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik individu dengan motivasi menonton televisi lokal.

2. Ada hubungan antara motivasi menonton televisi dengan pola menonton televisi lokal.

3. Ada hubungan antara pola menonton televisi dengan kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap televisi lokal.

2.4 Definisi Operasional

1. Usia adalah satuan umur responden dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan.

2. Jenis kelamin responden adalah struktur biologis responden yang terbagi 2 yaitu:

1. Laki-laki

2. Perempuan.

2. Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh responden per bulan. Setelah memperoleh data pendapatan responden dari lapangan, data tersebut diolah untuk memperoleh rata-rata dan simpangan baku, kemudian dibagi menjadi 3 kategori yaitu pendapatan rendah, sedang, dan tinggi.

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari responden. Dikategorikan menjadi jenjang pendidikan rendah, sedang, dan tinggi.

4. Jenis pekerjaan adalah penggolongan pekerjaan yang langsung memperoleh penghasilan berupa uang.

5. Etnis adalah suku bangsa yang melekat pada diri individu.

6. Informasi acara adalah pedoman responden untuk mengetahui tinjauan acara televisi yang disiarkan televisi lokal.

7. Pola pengambilan keputusan adalah adanya pengambilan keputusan menonton yang dijalankan responden. Dibagi menjadi:

a. Pola pengambilan keputusan otoritas

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara orang yang berkuasa. Responden tidak dapat berbuat apa-apa untuk memilih acara televisi lainnya.

b. Pola pengambilan keputusan individual

Responden yang bersangkutan mengambil peranan dalam memilih acara televisi yang akan ditonton.

c. Pola pengambilan keputusan kontingensi

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara berdasarkan keputusan lain yang ada sebelumnya.

8. Motivasi menonton adalah keinginan dalam diri responden yang merangsangnya untuk menonton acara televisi lokal. Dibagi menjadi: informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Motivasi ini dihitung dengan menggunakan skala likert dari 1 sampai 4, yaitu:

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Setuju

4 = Sangat setuju

9. Pilihan acara televisi lokal adalah acara televisi yang ditonton oleh responden. Dibagi menjadi 3 kategori siaran, yaitu:

a) Acara pendidikan adalah acara televisi yang ditujukan untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Berupa acara sekolah maupun luar sekolah.

b) Acara informasi adalah acara televisi yang bertujuan untuk menyampaikan berita dan informasi, berupa dialog, liputan dan wawancara.

c) Acara hiburan adalah acara televisi yang ditujukan untuk memberikan hiburan kepada pemirsa. Berupa film, sinetron, acara anak-anak, kuis, musik, olahraga, dan komedi.

10. Durasi menonton adalah rata-rata total waktu yang dipakai untuk menonton televisi lokal perhari yang diukur dalam menit.

11. Kepuasan adalah dampak dari perbandingan antara harapan responden sebelum menonton televisi lokal dengan yang sesungguhnya diperoleh responden setelah menonton televisi lokal. Kepuasan ini dihitung dengan menggunakan skala likert dari 1 sampai 4, yaitu:

1 = Sangat tidak puas

2 = Tidak puas

3 = Puas

4 = Sangat puas

III. PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan bentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakannya melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Fraenkel dan Wallen,1990 yang dikutip oleh Wahyuni dan Mulyono, 2007). Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat (Babbie, 2004 yang dikutip oleh Wahyuni dan Mulyono, 2007).

3.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Televisi lokal yang menjadi objek penelitian adalah Riau Televisi (RTV). Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan bahwa RTV adalah salah satu televisi lokal di Indonesia yang sudah cukup lama berdiri yakni dari tahun 2001, memiliki jam tayang yang cukup lama yaitu 13 jam/perhari, dan memiliki beragam program acara mulai dari program pendidikan, informasi dan hiburan. Penelitian ini akan dilakukan di RT 03 RW 05, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi tersebut strategis dan dekat dengan pusat kota, sehingga mempunyai akses terhadap media massa dan informasi. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2009.

3.3 Metode dan Langkah Penentuan Responden

Populasi dari penelitian ini adalah anggota masyarakat di RT 03 RW 05, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Penentuan jumlah responden akan dilakukan melalui full enumeration survey, yaitu seluruh populasi di RW tersebut akan diberikan angket sederhana yang berisi tentang kebiasaan menonton siaran televisi dan kesediaan untuk menjadi responden penelitian. Setelah mendapatkan jumlah responden yang bersedia, dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan subjek penelitian. Responden akan digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingakat pendidikan, dan etnis. Penggolongan responden penelitian ini dengan pertimbangan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat penerimaan terhadap televisi pada setiap orang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penggalian informasi dari responden yang dilakukan melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Selain itu akan dilakukan wawancara dengan pihak stasiun televisi untuk mengkaji lebih dalam tentang program siaran televisi lokal.

Data primer yang dikumpulkan terdiri dari data variabel karakteristik individu (intrinsik dan ekstrinsik), motivasi menonton televisi, pola menonton televisi, dan kepuasan menonton televisi. Data variabel faktor intrinsik individu diolah berdasarkan faktor-faktor yang diteliti, yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan etnis. Faktor ekstrisik meliputi informasi acara dan pola pengambilan keputusan menonton. Data motivasi, pola menonton televisi, dan kepuasan menonton diperoleh dari analisis kuesioner tentang kegiatan menonton yang dilakukan oleh responden. Data sekunder yang akan diambil adalah data mengenai profil televisi lokal, tayangan program acara televisi lokal, data tantang jumlah penonton acara televisi lokal, potensi daerah, dan data lain yang menunjang penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Hubungan antara variabel-variabel akan dilihat dengan menggunakan beberapa teknik analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Uji Korelasi Jaspen’s M dan tabulasi silang

Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, etnis, informasi acara televisi dengan motivasi responden menonton televisi. Adapun rumus koefisien korelasi Jaspen’s M adalah sebagai berikut:

i34050030-b

2. Uji Korelasi Eta, The Correlation Ratio η dan tabulasi silang

Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel jenis kelamin, jenis pekerjaan, pola pengambilan keputusan dengan motivasi menonton responden. Selain itu juga akan digunakan untuk melihat hubungan antara motivasi dengan pola menonton televisi dan hubungan antara pola menonton televisi dengan kepuasan responden. Adapun rumus Uji Korelasi Eta, The Correlation Ratio η adalah sebagai berikut:

i34050030-c

Keterangan:

N1 dan N2 = sampel 1 dan sampel 2

YT = rata-rata besar untuk kelompok 1 dan 2 digabung

∑YT2 = jumlah kuadrat kedua buah sampel

Y1 dan Y2 = rata-rata tiap kelompok

Skala Likert digunakan untuk mengukur motivasi dan kepuasan yang diperoleh, dimana diberikan skor 1 sampai 4 untuk setiap motif dan pemenuhan. Selain itu akan digunakan analisis secara deskriptif berupa menghitung nilai rata-rata pada variabel motivasi dan kepuasan. Melalui analisis deskriptif ini akan diperoleh faktor-faktor yang memenuhi kepuasan responden dalam menonton televisi lokal dan faktor-faktor lain yang belum dapat memenuhi kepuasan responden ketika menonton televisi lokal. Faktor-faktor ini akan ditampilkan dalam bentuk diagram cartesius.

Data pilihan acara televisi yang ditonton dipisahkan menurut 3 jenis siaran, yaitu siaran pendidikan, siaran informasi, dan siaran hiburan. Selanjutnya pilihan acara tersebut di rating berdasarkan 10 besar acara televisi pilihan responden.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrek, Semy.1996. Pola Siswa SMP menonton Televisi dan Hubungannya Dengan Kegiatan Sehari-hari Mereka: Perbandingan Antara SMP di Daerah Perkotaan dan Pedesaan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Budyatna, Muhammad. 1994. Perilaku Remaja Jakarta Menonton Tayangan Televisi. Prisma, No. 4. Jakarta: LP3ES.

Gonzalez, Hernando. 1987. Prespektif Komunikasi dan Pembangunan Saat Ini dalam Jahi, Hari (eds). 1988. Media Siaran Dalam Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga dalam Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Hardjana, A. 1998. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan daerah Sumatera Barat. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat. Jakarta: Depdikbud.

Jalal. 1995. Elit Desa dan Televisi: Studi Uses and Gratification Tentang Perilaku dan Pemenuhannya di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Juariyah, Siti. 1994. Studi Motivasi dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Menonton Siaran Televisi Siang Hari. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Komala, Sri. 1996. Perilaku Menonton Televisi Siang Hari dan Hubungannya Dengan Jenis Kegiatan Yang Dilakukan Ibu Rumah Tangga Sambil Menonton (Kasus Pada Dua Kelurahan Di Kecamatan Rasa Nae, Kabupaten Bima). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

McQuail, Dennis and Sven Windahl. 1993. Communication Models: For The Study of Mass Communication. 2 nd Edition. New York: Longman Inc.

Oktaviarini, Monika. 2006. Tanggung Jawab Televisi Lokal Dalam Pelestarian Budaya Lokal (Kasus Banyumas Televisi). Tesis Magister Sains. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Rachmat, Jalaluddin. 1991. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachmiati, Atie. 2007. Profil Isi dan Penyajian Siaran Televisi Lokal di Jawa Barat Jurnal Penelitian Komunikasi Vol.10 No. 2 Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Informasi. Bandung: Depkominfo.

Untoro, Heru. 1994. Pilihan Acara Televisi Oleh Pemirsa dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Kasus Dua Kelurahan di Kotamadya Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wahyuni, Ekawati dan Pudji Mulyono 2007. Metode Penelitian Sosial. Modul. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Zakbah. 1997. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Budaya Daerah Riau. Jakarta: Depdikbud.

http://atvli.co.id/web/anggota/php=com.html diakses tanggal 23 Oktober 2008.

http://www.agbnielsen.co.id/news/php=com.html diakses tanggal 23 Maret 2009


Lampiran 1.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan

Maret

April

Mei

Juni

Juli

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

I. Proposal dan Kolokium

Penyusunan draft

dan revisi

<!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> SHAPE * MERGEFORMAT <![endif]–><!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> <![endif]–>

Konsultasi proposal

Kolokium

II. Penelitian Lapang

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

III. Penulisan Laporan

Penyusunan draft dan revisi

Konsultasi laporan

IV. Ujian Skripsi

Ujian

Perbaikan skripsi


Lampiran 2.

ANGKET

Petunjuk Pengisian:

Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih.

No Kuesioner : …………….. Tanggal : ……………..……….. (diisi oleh enumerator)

A. Identitas Responden

1. Nama : ………………………………………………………

2. Umur : ……… tahun

3. Jenis Kelamin : L / P

4. Pekerjaan : ………………………………………………………

5. Pendapatan : ………………………………/ bulan

6. Pendidikan : ………………………………………………………

7. Etnis : ………………………………………………………

B. Kebiasaan Menonton Televisi

1. Apakah anda memiliki televisi?

a. Ya b. Tidak

2. Jumlah pesawat televisi yang dimiliki: ……….. buah

3. Apakah Anda mengetahui Riau Televisi?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah dirumah Anda dapat menangkap siaran Riau Televisi?

a. Ya b. Tidak

(Jika Anda menjawab b, anda tidak perlu menjawab pertanyaan berikutnya)

5. Berapa Frekuensi Anda Menonton Riau Televisi?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

6. Apakah Anda mengetahui program acara di Riau Televisi?

a. Ya b. Tidak

7. Bagaimana perbandingan menonton Riau Televisi dengan televisi nasional?

a. Lebih sering Riau Televisi

b. Lebih sering televisi nasional

c. Sama

8. Siapakah yang paling sering menentukan dan memutuskan acara televisi yang akan Anda tonton?

a. Suami/Istri b. Anak

c. Keputusan sendiri d. Keputusan bersama

e. Keputusan orang yang menonton terlebih dahulu.

9. Apakah Anda bersedia untuk dijadikan responden dalam penelitian ini?

a. Ya b. Tidak

^TERIMA KASIH^

KUESIONER

Petunjuk Pengisian:

Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih.

No Kuesioner : …………….. Tanggal : ……………. ……….. (diisi oleh enumerator)

A. Identitas Responden

1. Nama : ………………………………………………………

2. Umur : ……… tahun

3. Jenis Kelamin : L / P

4. Pekerjaan : ………………………………………………………

5. Pendapatan : ………………………………/ bulan

6. Pendidikan : ………………………………………………………

7. Etnis : ………………………………………………………

B. Informasi Acara Televisi

1. Apakah Anda sering mencari tahu acara-acara televisi apa yang akan ditayangkan di televisi sebelum Anda memutuskan untuk menonton acara televisi?

a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

(Apabila Anda menjawab c, maka Anda dapat melewati pertanyaan no.2)

2. Dari manakah biasanya Anda mencari tahu mengenai acara-acara televisi yang akan ditayangkan?

a. Iklan atau informasi acara stasiun televisi tersebut

b. Majalah, tabloid dan surat kabar

c. Keluarga atau teman

C. Pola Pengambilan Keputusan

  1. Jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama:…………orang
  2. Status Anda dalam keluarga:

a. Istri b. Suami

c. Anak ke … dari…. Bersaudara c. Saudara

e. Lainnya, sebutkan………………….

  1. Jumlah pesawat televisi yang dimiliki: ………..
  2. Siapakah yang paling sering menentukan dan memutuskan acara televisi yang akan Anda tonton?

a. Suami/Istri b. Anak

c. Keputusan sendiri d. Keputusan bersama e. Keputusan orang yang menonton terlebih dahulu.

(Apabila Anda menjawab c, maka Anda dapat langsung menjawab pertanyaan no.6. apabila Anda menjawab d, maka Anda dapat langsung menjawab pertanyaan no.7).

  1. Apakah Anda mempunyai perasaan “terpaksa” untuk menonton acara televisi?

a. Ya b. Tidak

  1. Apakah keputusan menonton yang Anda buat sendiri merupakan keputusan Anda sendiri dan terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh pihak lain?

a. Ya b. Tidak

  1. Keputusan bersama utuk menonton suatu acara televisi biasanya:

a. Merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota keluarga

b. Merupakan kesenangan seseorang (misalnya orang tua atau suami) dan kita telah mengetahuinya, sehingga acara televisi yang ditonton tidak berubah.

D. Harapan atau Motivasi Menonton Televisi

Keterangan: beri tanda silang (x) pada salah satu kotak dari setiap baris.

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Setuju

4 = Sangat setuju

No.

Harapan/Motivasi menonton

1

2

3

4

Stasiun televisi yang Anda pilih

Nasional

Lokal

1.

Saya ingin mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat propinsi.

2.

Saya ingin mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.

3.

Saya ingin mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia.

4.

Saya ingin mencari bimbingan dalam mengambil sikap atau menentukan pilihan.

5.

Saya ingin memuaskan rasa ingin tahu.

6.

Saya ingin memperoleh informasi.

7.

Saya ingin memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

8.

Saya ingin belajar mengenai diri saya sendiri.

9.

Saya ingin memperoleh tambahan nilai agama atau norma untuk dianut.

10.

Saya ingin membandingkan perilaku saya dengan nilai moral yang ditayangkan di televisi.

11.

Saya ingin membandingkan gaya hidup saya dengan nilai moral yang ditayangkan di televisi.

12.

Saya ingin mencontoh perilaku tokoh-tokoh yang ditayangkan di televisi.

13.

Saya ingin meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

14.

Saya ingin meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

15.

Saya ingin meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.

16.

Saya tidak ingin kehabisan bahan percakapan dalam pergaulan.

17.

Saya ingin memperoleh teman selain manusia dari televisi.

18.

Saya ingin mendapatkan bantuan dalam menjalankan tugas-tugas keseharian dalam masyarakat melalui acara televisi.

19.

Saya ingin mengetahui keadaan orang lain di tempat yang jauh.

20.

Saya ingin sejenak melepaskan diri dari permasalahan.

21.

Saya ingin bersantai.

22.

Saya ingin memperoleh ketenangan.

23.

Saya ingin mengisi waktu luang.

24.

Saya ingin menyalurkan emosi apabila sedang marah.

25.

Saya ingin membangkitkan gairah seksual melalui acara yang ditayangkan di televisi.

26.

Saya ingin melupakan beban rutin dalam kehidupan sehari-hari.

27.

Saya tidak ingin merasa kesepian.

E. Kepuasan Menonton Televisi

Keterangan: beri tanda silang (x) pada salah satu kotak dari setiap baris.

1 = Sangat tidak puas

2 = Tidak puas

3 = Puas

4 = Sangat puas

No.

Harapan/Motivasi menonton

1

2

3

4

Stasiun televisi yang Anda pilih

Nasional

Lokal

1.

Saya dapat mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat propinsi.

2.

Saya dapat mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.

3.

Saya dapat mencari berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia.

4.

Saya dapat mencari bimbingan dalam mengambil sikap atau menentukan pilihan.

5.

Saya dapat memuaskan rasa ingin tahu.

6.

Saya memperoleh informasi.

7.

Saya dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

8.

Saya dapat belajar mengenai diri saya sendiri.

9.

Saya memperoleh tambahan nilai agama atau norma untuk dianut.

10.

Saya dapat membandingkan perilaku saya dengan nilai moral yang ditayangkan di televisi.

11.

Saya dapat membandingkan gaya hidup saya dengan nilai moral yang ditayangkan di televisi.

12.

Saya dapat mencontoh perilaku tokoh-tokoh yang ditayangkan di televisi.

13.

Saya dapat meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

14.

Saya dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

15.

Saya dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.

16.

Saya tidak kehabisan bahan percakapan dalam pergaulan.

17.

Saya dapat memperoleh teman selain manusia dari televisi.

18.

Saya mendapatkan bantuan dalam menjalankan tugas-tugas keseharian dalam masyarakat melalui acara televisi.

19.

Saya dapat mengetahui keadaan orang lain di tempat yang jauh.

20.

Saya dapat sejenak melepaskan diri dari permasalahan.

21.

Saya dapat bersantai.

22.

Saya memperoleh ketenangan.

23.

Saya dapat mengisi waktu luang.

24.

Saya dapat menyalurkan emosi apabila sedang marah.

25.

Saya dapat membangkitkan gairah seksual melalui acara yang ditayangkan di televisi.

26.

Saya dapat melupakan beban rutin dalam kehidupan sehari-hari.

27.

Saya tidak merasa kesepian.

F. Pola Menonton Televisi

Hari/ tanggal:………………………………………

No

Jam

Nama acara yang ditonton

Stasiun televisi

Jumlah orang yang menonton

Berdasarkan keputusan*)

Mencari Informasi Acara

Ya

Tidak

Iklan di TV

Majalah/

surat kabar

Keluarga/teman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Keterangan:

*) Anda cukup menuliskan a, b, c atau d sesuai dengan pilihan Anda

a. Keputusan orang lain (sebutkan)

b. Keputusan Anda

c. Keputusan bersama

d. Keputusan Anda atau orang lain yang sudah ada sebelumnya.

^TERIMA KASIH^

Posted in motivasi | Dengan kaitkata: , , , , , , , , , | 1 Comment »